Sebagai bagian dari strategi keberlanjutan, Bank Mandiri telah memiliki kerangka kerja ESG yang komprehensif dengan visi: 'Becoming Indonesia's Sustainability Champion for a Better Future'. Visi ini menjadi fondasi bagi seluruh kebijakan, program, dan inisiatif Bank Mandiri dalam menjawab tantangan lingkungan, sosial, dan tata kelola di era transisi global menuju ekonomi hijau.
Ke depannya, Bank Mandiri akan terus memperkuat integrasi prinsip ESG ke dalam seluruh proses bisnis, melalui penyempurnaan kebijakan, tata kelola, dan implementasi yang sejalan dengan standar global. “Komitmen ini menjadi semangat bagi kami untuk memperkuat posisi sebagai Sustainability Champion yang mendorong terciptanya ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia," katanya.
Bank Mandiri juga mengimplementasikan berbagai inisiatif strategis, termasuk peluncuran Green Bond senilai Rp10 triliun dan ESG Repo pertama di Indonesia senilai USD500 juta. Dana dari kedua instrumen tersebut digunakan untuk mendukung pembiayaan proyek-proyek ramah lingkungan seperti energi terbarukan, transportasi bersih, serta inisiatif berkelanjutan lainnya.
Selain itu, Bank Mandiri juga telah menetapkan target ambisius untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) operasional pada tahun 2030, serta NZE pembiayaan pada 2060 atau lebih cepat, sejalan dengan komitmen global terhadap transisi energi dan pembangunan rendah karbon.
Pada 2024 hingga 2025, Bank Mandiri melakukan banyak implementasi inisiatif hijau. Salah satunya penerapan Climate Risk Stress Testing (CRST), dan menerapkan dua inisiatif strategis dalam bentuk Sustainable Finance Framework (SFF) dan Transition Finance Framework (TFF), serta peluncuran fitur Livin’ Planet untuk berkontribusi kurangi emisi. Pada 2025, Bank Mandiri juga mencatat pencapaian signifikan dalam penghitungan emisi pembiayaan (financed emission) yang kini mencakup 56 persen dari total portofolio pinjaman.