Bank Mandiri juga berhasil memanfaatkan ekosistem korporasi untuk memperluas penetrasi ke segmen UMKM, dengan kredit mencapai Rp35 triliun, tumbuh 10,2 persen yoy, serta ke segmen commercial yang mencatatkan pertumbuhan signifikan sebesar 20,6 persen yoy menjadi Rp304 triliun.
Kinerja solid ini ditopang oleh kualitas aset yang tetap terjaga, tercermin dari rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) sebesar 1,22 persen, lebih rendah dibandingkan rata-rata industri. Sejalan dengan itu, rasio biaya kredit atau cost of credit stabil di level 0,92 persen.
Dari sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 8,82 persen yoy mencapai Rp1.772,9 triliun, jauh di atas pertumbuhan industri sebesar 4,29 persen. Struktur pendanaan juga tetap sehat dengan rasio dana murah (CASA) pada level 77,6 persen, meningkat dibandingkan rata-rata tahun sebelumnya.
Pencapaian ini melampaui pertumbuhan industri perbankan tanah air. Sekaligus turut mempertegas peran Bank Mandiri dalam mendukung agenda pemerintah memperkuat fundamental perekonomian nasional.
Direktur Utama Bank Mandiri, Riduan menegaskan, keberhasilan ini lahir dari sinergi antara kepercayaan masyarakat, strategi perseroan, serta dukungan pemerintah terhadap sektor keuangan.