Pertumbuhan kredit yang impresif ini terjadi di seluruh segmen, dengan dominasi pada kredit korporasi yang mencapai Rp490 triliun tumbuh 18,3 persen yoy dan kredit komersial mencapai Rp238 trilun tumbuh 21,2 persen yoy. Juga kredit SME sebesar Rp77 triliun naik 14 persen yoy, dan kredit mikro yang menyentuh Rp168 triliun meningkat 10,4 persen yoy.
Fungsi intermediasi tersebut juga diimbangi dengan pertumbuhan DPK secara konsolidasi yang tumbuh sebesar 5,78 persen YoY menjadi Rp1.577 triliun di tahun 2023. Sigit menambahkan, pertumbuhan DPK ini didorong oleh dana murah, dimana porsinya mencapai 74,3 persen secara konsolidasi dan 79,4 persen secara bank only.
Pertumbuhan bisnis juga diikuti oleh kualitas aset yang baik. Non Performing Loan (NPL) secara bank only berhasil turun sebesar 86 bps secara YoY ke level 1,02 persen. Meski NPL relatif menurun, rasio pencadangan (NPL coverage ratio) terjaga di level konservatif yakni sebesar 384 persen.
“Sebagai perusahaan BUMN, Bank Mandiri memiliki dedikasi yang kuat untuk berkontribusi secara aktif dalam pengembangan ekonomi nasional dengan menjaga pertumbuhan bisnis yang positif dan berkelanjutan. Ke depan, Bank Mandiri akan terus konsisten dalam memacu pengembangan bisnis dan layanan Bank Mandiri yang adaptif dan solutif agar dapat memenuhi ekspektasi seluruh stakeholder,” kata Sigit.
Adapun pada tahun buku 2023 Bank Mandiri melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) sepakat membagikan dividen tunai sebesar Rp33,06 triliun. Sementara, negara sebagai pengendali saham sebesar 52 persen mendapatkan dividen sebesar Rp17,17 triliun.
(Dhera Arizona/ADV)