BNLI terus meningkatkan efisiensi operasional, yang tercermin dari Rasio Cost to Income (CIR) yang turun menjadi 50 persen dari 52 persen pada tahun sebelumnya. Penurunan ini didorong oleh pengelolaan biaya yang disiplin serta adopsi digitalisasi dalam operasional perbankan.
Bank Permata memiliki salah satu rasio permodalan terkuat di antara bank komersial terbesar di Indonesia, dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 35 persen dan Common Equity Tier 1 (CET-1) sebesar 26 persen pada akhir 2024.
Dengan pondasi permodalan yang kuat ini, Bank Permata optimistis dapat terus memperkuat strategi pertumbuhannya di tahun-tahun mendatang.
Melalui sinergi dengan Bangkok Bank, perseroan berkomitmen untuk terus memberdayakan nasabah, memperkuat kemitraan, serta menciptakan dampak positif bagi perekonomian domestik maupun internasional.
(Fiki Ariyanti)