Pertumbuhan ini sejalan dengan kenaikan margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) menjadi 7,1 persen per Juni 2025, dari 6,4 persen pada Juni 2024, seiring masuknya kontribusi Grup OTO pasca akuisisi.
Kredit tumbuh 5 persen, DPK turun 8 persen
Dari sisi intermediasi, BTPN menyalurkan kredit sebesar Rp185,04 triliun, tumbuh 5 persen yoy. Pertumbuhan terutama disumbang oleh segmen kredit ritel yang melesat 25 persen yoy. Dengan rincian Joint Finance naik 156 persen, Jenius (di luar Digital Micro) naik 15 persen, kredit mikro naik 21 persen dan kontribusi Grup OTO naik 7 persen.
Sementara itu, kredit korporasi dan komersial naik 4 persen, sedangkan kredit usaha kecil dan menengah (UKM) justru menurun 2 persen yoy.
Di sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) tercatat sebesar Rp109,8 triliun, turun 8 persen yoy. Penurunan ini berasal dari Giro dan tabungan (CASA) yang turun 9 persen menjadi Rp43,7 triliun, deposito berjangka juga turun 7 persen menjadi Rp66,1 triliun.
Di sisi lain, anak usaha BTPN, PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) mencatatkan pertumbuhan laba bersih 16,6 persen yoy menjadi Rp644 miliar sepanjang semester I-2025.
(DESI ANGRIANI)