Analisis Riefky menekankan dua risiko utama yang membuat pemotongan suku bunga menjadi berbahaya saat ini yaitu tekanan inflasi akhir tahun dan stabilitas rupiah.
Dia menilai, periode libur akhir tahun yang akan datang berpotensi menambah tekanan inflasi pada akhir 2025 karena faktor musiman peningkatan permintaan.
Meskipun nilai tukar Rupiah menguat tipis sebesar 0,11 persen (mtm) dalam 30 hari terakhir, didorong oleh kombinasi penurunan Fed Funds Rate (FFR) oleh The Fed dan suku bunga BI yang ditahan, pergerakan Rupiah dinilai masih fluktuatif.
Riefky memperingatkan pemotongan suku bunga oleh BI saat ini berisiko memicu naiknya tekanan inflasi dan berpotensi mendorong pelemahan nilai tukar Rupiah.