BNI juga terus menggarap segmen menengah dan kecil, terutama dengan membidik value chain dari nasabah korporasi maupun debitur eksisting lainnya.
Di sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 5 persen menjadi Rp819,58 triliun. Pertumbuhan ditopang oleh tabungan yang naik 10,2 persen dan giro yang meningkat 3,4 persen secara tahunan.
Hasilnya, komposisi dana murah (CASA) naik jadi 70,5 persen, lebih tinggi dibanding akhir 2024 di level 69,9 persen. Biaya dana atau cost of fund juga membaik dari 2,79 persen menjadi 2,75 persen.
Strategi menjaga likuiditas terlihat dari penurunan rasio loan to deposit (LDR) dari 96,1 persen di kuartal IV-2024 menjadi 93,1 persen di kuartal I-2025.
Dengan ruang likuiditas yang lebih lega, BNI percaya diri bisa mengejar target kredit dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Soal kualitas aset, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) BNI tetap stabil di 2 persen, sementara rasio kredit berisiko (loan at risk/LAR) turun jadi 10,9 persen dari sebelumnya 13,3 persen.
Kondisi ini mendorong efisiensi beban pencadangan atau credit cost dari 1 persen menjadi 0,9 persen. Dengan demikian, BNI optimistis, strategi konservatif ini akan menopang kinerja sepanjang 2025 sambil menjaga kesehatan neraca keuangan.
(Febrina Ratna Iskana)