"Demikian juga untuk non-performing loan, terutama di UMKM ini kita masih memberikan guidance, mudah-mudahan bisa di bawah 3 persen. Jadi guidance kita adalah NPL di bawah 3 persen. Kemudian ini juga penting cost to income ratio," ujar Sunarso.
Menurutnya, penting bagi bank untuk menjaga cost to income ratio (CIR) agar mencapai profitabilitas optimal. Dalam hal ini, BRI menargetkan CIR berada pada kisaran 42-44 persen pada 2025.
"Jadi kita sudah bekerja dengan lebih produktif, menggunakan apa namanya instrumen-instrumen digital dan lain-lain. Biaya operasional kita tekan, kemudian produktivitas kita naikkan. Maka kita berharap cost to income ratio berada di kisaran 42-44 persen," ujar Sunarso.
Penyaluran Kredit BRI Tembus Rp1.354 Triliun
BRI mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp1.354,64 triliun atau tumbuh 6,97 persen pada 2024 (yoy).
“Penyaluran kredit BRI didominasi oleh segmen UMKM dengan porsi mencapai 81,97 persen dibandingkan dengan total kredit BRI, atau dengan nominal sebesar Rp1.110,37 triliun," kata Sunarso.