"Di sisi lain, perubahan suku bunga diproyeksikan tidak akan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan kredit, mengingat suku bunga kredit bukan satu-satunya variabel untuk meningkatkan pertumbuhan kredit nasional," ungkap Aestika.
Berdasarkan perhitungan model ekonometrika, variabel paling sensitif atau elastisitasnya paling tinggi terhadap pertumbuhan kredit adalah konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat.
"Oleh karenanya BRI tetap optimistis mampu menumbuhkan kredit di kisaran 9%-11% yoy hingga akhir tahun 2022, atau sampai dengan saat ini tidak merevisi pertumbuhan yang ditetapkan pada awal tahun. Untuk net margin interest (NIM), BRI optimistis dapat menjaga dikisaran 7,7%-7,9%," pungkas Aestika.