Perbankan digital berkembang pesat di Indonesia. Menurut Bank Indonesia, sepanjang 2023, nilai transaksi perbankan digital meningkat lebih dari 13,48% dari tahun ke tahun (year on year), sementara jumlah transaksi QRIS melonjak lebih dari 130% dari tahun sebelumnya.
Namun, perkembangan perbankan digital juga menyebabkan peningkatan ancaman siber, termasuk phishing, malware, ransomware, penipuan, dan pencurian identitas.
Kegagalan memahami dan menerapkan langkah-langkah keamanan siber dan privasi data yang efektif dapat menyebabkan pelanggaran data pribadi, disrupsi pada bisnis, kerugian ekonomi, dan berbagai konsekuensi merugikan lainnya.
Untuk itu, KBank dan Bank Maspion berkomitmen untuk memanfaatkan pengetahuan dan keahliannya untuk meningkatkan data literacy masyarakat Indonesia. Komitmen ini mencakup pengembangan inisiatif edukasi dan solusi digital yang aman untuk melindungi individu dan bisnis dari potensi risiko.
Sebagai contoh, KBank dan Bank Maspion mengadopsi tiga pendekatan untuk memastikan privasi dan keamanan data dalam mengembangkan aplikasi mobile banking baru tahun ini. Pendekatan tersebut mencakup teknologi, proses, dan Sumber Daya Manusia (SDM).
Pada sisi teknologi, kedua bank memanfaatkan tools terkini, seperti analisis data, untuk mendukung pengelolaan dan tata kelola data pelanggan yang tepat, serta mendapatkan wawasan tentang preferensi pelanggan.
Terkait proses, prosedur operasi terkait akan diperkuat untuk meningkatkan efisiensi dan kontrol dalam keamanan data.