IDXChannel - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 0,76 persen year-on-year (yoy) pada Januari 2025, atau deflasi 0,76 persen secara month-to-month (mtm).
Angka inflasi saat ini merupakan terendah sejak Maret 2000, yang sebagian besar dipengaruhi oleh kebijakan diskon tarif listrik sementara bagi rumah tangga berpendapatan rendah.
Adapun level inflasi tersebut juga berada di bawah target Bank Indonesia (BI) sebesar 1,5-3,5 persen.
Saat inflasi mereda, nilai tukar rupiah masih menghadapi tantangan, setelah sebelum terdampak sentimen penerapan tarif Amerika Serikat.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, pada 24 Januari lalu menegaskan bank sentral memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut, dengan mempertimbangkan kondisi inflasi dan pertumbuhan ekonomi.
Namun, dia menekankan bahwa BI akan memantau dinamika global dan pergerakan nilai tukar rupiah sebelum mengambil keputusan.
Inflasi Mereda, Rupiah Merana
Sejak pertemuan terakhir BI pada 15 Januari, rupiah telah melemah sebesar 0,8 persen terhadap dolar Amerika Serikat (AS), yang diperburuk oleh sentimen kebijakan tarif baru Donald Trump terhadap barang impor dari Kanada, Meksiko, dan China.
Ekonom Maybank Investment Banking Group, Brian Lee Shun Rong memperkirakan BI masih akan mempertahankan suku bunga dalam pertemuan Februari guna menghindari gejolak lebih lanjut pada nilai tukar.
"Terdapat ketidakpastian saat ini apakah BI mampu menurunkan suku bunga pada pertemuan 19 Februari, mengingat perlunya mendukung stabilitas rupiah," kata Brian dalam riset yang diterbitkan 3 Februari 2025.