IDXChannel - PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) belum akan menaikkan suku bunga pinjaman di tengah gejolak inflasi dan tren kenaikan suku bunga acuan.
Direktur Keuangan BFI Finance, Sudjono mengatakan perseroan mendapat dukungan dari kenaikan daya beli masyarakat, bisnis yang kondusif, dan perekonomian dalam negeri yang kian membaik.
"Jadi saat ini BFIN belum menyesuaikan suku bunga pinjaman kepada konsumen karena kami rasa pasar masih sangat kondusif, tapi apabila suku bunga pinjaman meniingkat cukup signifikan dan berdampak terhadap kami secara substansial, maka kami akan menyesuaikan," kata Soedjono dalam Public Expose, Kamis (27/10/2022).
Bagi BFI Finance, naik-turunnya suku bunga merupakan hal yang lumrah di pasar keuangan. Soedjono justru menitikberatkan pentingnya kecukupan dan ketersediaan pendanaan.
Likuiditas penyaluran menjadi strategi BFIN untuk bertahan di tengah tren suku bunga tinggi, karena itu berpengaruh terhadap sumber pendanaan perseroan.
"Kalau yang ngajuin (pembiayaan) banyak, maka tentu pihak dari bank akan memberikan penawaran yang paling kompetitif dan itu akan terjadi mekanisme pasar supply and demand, dan itu yang sebenarnya kami dapatkan sepanjang tahun 2022 ini, jadi kami tidak khawatir walaupun ada kenaikan suku bunga," tegasnya.
Seperti diketahui, BFIN mencatatkan Non-Performing Finance (NPF) cukup stabil di rasio bruto sebesar 1,09%. Persentase ini masih berada jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata industri sebesar 2,60%.
Dari total piutang yang dikelola sebesar Rp18,4 triliun, portofolio pembiayaan BFI Finance masih didominasi pembiayaan kendaraan roda empat sebesar 68,2% atau ekuivalen dengan Rp12,5 triliun. Disusul oleh pembiayaan alat berat dan mesin dengan porsi 12,7%, pembiayaan kendaraan roda dua sebesar 11,3%, pembiayaan bersertifikat rumah dan ruko sebanyak 2,8%, serta pembiayaan syariah dan lainnya 5,0%.
Seiring dengan geliat aktivitas dan ekonomi masyarakat, restrukturisasi konsumen juga turut melandai dengan nilai restrukturisasi tersisa sebesar 2,9% dari nilai total piutang pembiayaan. Sebanyak 77,1% dari sisa restrukturisasi tersebut turut dilaporkan telah kembali ke pembayaran normal.
(DES)