Selain itu, menurutnya, potensi pasar untuk pembiayaan pendidikan juga cukup besar dan masih jarang lembaga pembiayaan yang fokus untuk membantu mahasiswa dan pelajar.
"Kalau kita lihat data, angka partisipasi pasar pendidikan tinggi di Indonesia mungkin saat ini relatif 30%. Sekarang jumlah mahasiswa di Indonesia terdaftar 8 juta jadi kalau kami melihat potensi, kami melihat bahwa justru di sini kami bisa hadir dan kami bisa memberikan potensi untuk memberikan impact," ujarnya.
Dia menjelaskan, secara umum, perusahaannya menawarkan produk pembiayaan yang bisa dibayar dalam jangka waktu 6 bulan sampai dengan 24 bulan.
"Itu yang bisa kami coba tawarkan sehingga mereka bisa memilih sesuai dengan kebutuhan dan apa yang mereka butuhkan pada saat itu juga jadi antara 6 sampai 24 bulan pengembalian," terang Alfonsus.
Dia mengaku bahwa hingga saat ini perusahaannya telah menyalurkan pembiayaan sekitar Rp170 Miliar kepada sekitar 20 ribu mahasiswa dan pelajar di seluruh Indonesia. (NIA)