Kinerja Maybank Syariah
Laba Sebelum Pajak (PBT) Perbankan Syariah Maybank Indonesia sebesar Rp315 miliar, meningkat dari Rp6 miliar pada semester pertama 2024 seiring dengan biaya provisi yang menurun.
Pendapatan Setelah Distribusi Bagi Hasil (Net Interest Income/NII) meningkat sebesar 18,2 persen, dan pendapatan operasional lainnya (Fee-based Income) tumbuh 20,7 persen menjadi Rp122 miliar didukung pendapatan dari Shariah Wealth Management, asset recovery, dan biaya simpanan nasabah.
Pembiayaan ritel dan non-ritel CFS tumbuh 14,5 persen menjadi Rp21,44 triliun. Pembiayaan non-ritel meningkat 18,8 persen, ditopang pertumbuhan segmen Business Banking sebesar 20,0 persen, SME+ sebesar 13,7 persen, dan RSME sebesar 19,5 persen.
Pembiayaan ritel meningkat 9,9 persen, didukung pertumbuhan pembiayaan pemilikan rumah sebesar 9,6 persen dan pembiayaan otomotif sebesar 12 persen.
Giro dan Tabungan (CASA) Perbankan Syariah meningkat 15,6 persen, sedangkan Deposito Berjangka turun 18,2 persen, sejalan dengan strategi Bank untuk mengoptimalkan struktur pendanaan yang efisien. Simpanan nasabah tetap stabil sebesar Rp34,50 triliun, dan rasio CASA meningkat menjadi 60,0 persen pada Juni 2025 dari 51,5 persen pada Juni 2024.
Kualitas aset Perbankan Syariah tetap terjaga di tengah kondisi ekonomi yang menantang. Rasio Gross Non-Performing Financing/NPF (gross) tetap stabil sebesar 2,4 persen pada Juni 2025 dan 2024, sementara rasio NPF (net) membaik menjadi 1,6 persen pada Juni 2025 dari 1,8 persen pada Juni 2024.
(Febrina Ratna Iskana)