sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Laba OCBC Naik 11 Persen Jadi Rp1,29 Triliun di Kuartal I-2025

Banking editor Kunthi Fahmar Sandy
01/05/2025 06:48 WIB
Pertumbuhan laba bersih tersebut didorong oleh total pendapatan operasional yang meningkat sebesar 13 persen YoY menjadi Rp 3,2 triliun.
Laba OCBC Naik 11 Persen Jadi Rp1,29 Triliun di Kuartal I-2025 (FOTO:iNews Media Group)
Laba OCBC Naik 11 Persen Jadi Rp1,29 Triliun di Kuartal I-2025 (FOTO:iNews Media Group)

IDXChannel – PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC) mencatatkan laba bersih yang tumbuh 11 persen year on year (YoY) menjadi Rp1,29 triliun pada kuartal I-2025.

Presiden Direktur OCBC Parwati Surjaudaja mengatakan, pertumbuhan laba bersih tersebut didorong oleh total pendapatan operasional yang meningkat sebesar 13 persen YoY menjadi Rp 3,2 triliun. 

Di sisi pendanaan, jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) bank juga meningkat 21 persen YoY menjadi sebesar Rp217,7 triliun, yang merupakan kontribusi dari pertumbuhan deposito berjangka yang naik sebesar 40 persen YoY dan CASA yang naik 7 persen YoY.

“Pertumbuhan positif di kuartal pertama tahun ini mencerminkan strategi kami yang fokus pada pertumbuhan berkualitas. Meskipun di awal tahun ini masih diwarnai dengan dinamika kondisi makroekonomi global, pertumbuhan bank yang solid ini mencerminkan kepercayaan nasabah terhadap bank yang tetap terjaga," kata Parwati di Jakarta Kamis (1/5/2025).

Kondisi likuiditas Bank juga tercatat sehat dengan Liquidity Coverage Ratio (LCR) sebesar 259 persen, jauh di atas ketentuan regulator. Sementara itu, kualitas kredit juga senantiasa terjaga baik, rasio Kredit Bermasalah Bruto (NPL Gross) sebesar 1,7 persen dan NPL Net di angka 0,7 persen.

Dari sisi pembiayaan, lanjut dia, kredit konsumer tumbuh 16 persen YoY, dan kredit perbankan bisnis tumbuh sebesar 10 persen YoY. Selain itu, per 31 Maret 2025, Bank telah menyalurkan pembiayaan berkelanjutan (sustainable financing) dengan pertumbuhan sebesar Rp 1.3 Triliun atau 4 persen YoY, di mana 45 persen di antaranya dalam bentuk sustainability-linked loan dan pembiayaan hijau (green financing).

“Dalam menghadapi dinamika ekonomi nasional dan global, tentunya kami akan terus berpegang teguh pada prinsip kehati-hatian, dengan menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan manajemen risiko, demi memberikan nilai berkelanjutan bagi nasabah dan juga seluruh pemangku kepentingan," tuturnya.

(kunthi fahmar sandy)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement