IDXChannel - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengungkapkan, Indonesia saat ini menempati posisi sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi digital dan sistem pembayaran tercepat di dunia.
Menurut Perry, melalui sinergi yang diwadahi Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia dan Indonesia Fintech Summit & Expo (FEKDI x IFSE), Indonesia akan menjadi "the fastest, the best digital economy Indonesia di dunia" pada 2030.
"Sekarang Indonesia Alhamdulillah sudah the fastest growing digital economy dan sistem pembayaran di dunia. Dan 5 tahun lagi melalui FEKDI dan IFSE setiap tahun kita terus bergerak maju ke 2030 menjadi the fastest, the best digital economy Indonesia di dunia," ujar Perry dalam Opening FEKDI x IFSE 2025 di Hall B JICC Jakarta, Kamis (30/10/2025).
Meskipun pertumbuhan ekonomi digital sangat pesat dan diproyeksikan menjadi tulang punggung pertumbuhan menuju Indonesia Emas 2045, Perry mengingatkan perlunya kewaspadaan terhadap risiko yang menyertainya.
"Tapi kita harus juga tahu bahwa digital mengandung risiko. Kita harus juga hati-hati semakin maju digital ada risiko serangan siber. Ada juga bagaimana phishing. Bagaimana juga pelindungan konsumen. Dan juga bagaimana illegal transaction. Itu yang harus kita lakukan," katanya.
Perry menekankan, sinergi antara pemerintah, otoritas, dan industri harus berjalan seiring, tidak hanya untuk memajukan ekonomi digital tetapi juga untuk melindungi masyarakat.
"Mari kita bersinergi memajukan ekonomi keuangan digital, sistem pembayaran keuangan dan semuanya untuk rakyat. Tapi juga kita melindungi rakyat dari keamanan siber, dari pelindungan konsumen. Itulah sinergi dan yang harus kita kembangkan melalui setiap tahun FEKDI dan IFSE ini," ungkap Perry.

Foto: dok Otoritas Jasa Keuangan
Gelaran FEKDI x IFSE 2025 menjadi panggung kolaborasi strategis antara Bank Indonesia, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta asosiasi terkait, yang sejalan dengan Asta Cita dan visi nasional untuk membangun perekonomian efisien dan inklusif.
Transaksi pembayaran digital pada kuartal III 2025 mencapai 12,99 miliar transaksi, tumbuh 38,08 persen (year-on-year), menunjukkan fondasi sistem pembayaran nasional yang semakin kuat.
Pemanfaatan QRIS telah menjangkau hampir 60 juta pengguna, di mana sekitar 93 persen di antaranya merupakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), membuktikan digitalisasi keuangan telah tumbuh secara organik di tengah masyarakat.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar menambahkan bahwa transformasi digital harus dibangun di atas landasan kuat, tata kelola yang baik, dan perlindungan konsumen.
"Transformasi digital harus dibangun dengan landasan kuat, kepercayaan terhadap sistem, tatakelola, dan pelindungan konsumen. Oleh karena itu inovasi dan mitigasi risiko serta tata kelola yang terpercaya harus berjalan beriringan," ujar Mahendra.
Sejalan dengan hal itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga menyoroti pentingnya memastikan keamanan sistem pembayaran dan meningkatkan literasi digital masyarakat agar inovasi keuangan digital dapat tumbuh berkelanjutan.
"Kita menyadari bahwa bersama peluang besar ini, muncul pula tantangan baru yaitu bagaimana memastikan keamanan sistem pembayaran, meningkatkan literasi digital masyarakat, dan membangun kepercayaan agar inovasi keuangan digital tumbuh secara berkelanjutan dan bertanggung jawab,” tutur Menko Airlangga.
Pada momentum pembukaan FEKDI x IFSE 2025, berbagai inisiatif sinergi diresmikan, termasuk peluncuran QRIS Tanpa Pindai (TAP) fitur Tap In-Tap Out di lima moda transportasi dan sarana parkir. Selain itu, diluncurkan pula inisiasi sandbox QRIS Antar Negara Indonesia–Korea Selatan, yang bertujuan memperkuat konektivitas sistem pembayaran lintas batas.
Deputi Gubernur BI, Filianingsih Hendarta dalam High Level Talk menyatakan bahwa digitalisasi telah menjadi mesin pertumbuhan ekonomi baru.
"Implementasi Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025 telah memberikan hasil nyata. Transaksi digital nasional tumbuh pesat hingga Rp59,4 ribu triliun, atau sekitar tiga kali PDB Indonesia," kata Filianingsih.

Foto: dok Otoritas Jasa Keuangan
Gelaran tiga hari FEKDI x IFSE 2025 yang mengusung tema “Sinergi dan Inovasi untuk Akselerasi Transformasi Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia” ini menjadi wadah kolaborasi untuk memperkuat ekosistem digital dan memastikan bahwa digitalisasi menjadi kekuatan baru yang aman dan berkelanjutan, guna mendukung visi Indonesia Emas 2045.
(DESI ANGRIANI)