IDXChannel - Penyaluran kredit perbankan dinilai lesu karena permintaan yang melambat. Untuk itu Presiden RI Joko Widodo dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) di Kantor Pusat BI, meminta perbankan menggenjot penyaluran kredit.
Jokowi menyatakan, berdasarkan laporan pelaku usaha, peredaran uang kini makin kering. Ada indikasi, kata Jokowi, hal tersebut terjadi karena pembelian instrumen yang diterbitkan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia.
"Jangan-jangan terlalu banyak yang di pakai untuk membeli SBN atau terlalu banyak yang dipakai untuk membeli SRBI atau SVBI. Sehingga yang masuk ke sektor riil berkurang," ujarnya dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, dilansir Sabtu (2/12/2023).
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), surat berharga yang dimiliki bank per September 2023 senilai Rp 1.889,7 triliun, naik 3,59% secara tahunan (yoy). Pada periode yang sama kredit yang disalurkan bank kepada pihak ketiga tumbuh lebih tinggi atau 8,96% yoy menjadi Rp 6.837,3 triliun.
Namun bila dilihat lebih detail, pertumbuhan surat berharga bank swasta nasional hampir setara dengan pertumbuhan kredit yang disalurkan kepada pihak ketiga. Per September 2023, surat berharga naik 7,15% yoy sedangkan kredit tumbuh 7,84% yoy.
Begitu pula dengan kantor cabang bank asing yang lebih memilih menaruh dananya di surat berharga. Hal ini terlihat dari pertumbuhan surat berharga sebesar 35,79% yoy, pada saat kredit merosot 4,71% yoy.
Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan kredit akan mengalami peningkatan pada 2024 yang akan mencapai kisaran 10%-12%.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan bahwa perbaikan pertumbuhan kredit ini diprediksi akan berlangsung seiring dengan pemeliharaan stabilitas sistem keuangan. Stress test yang secara rutin dilakukan juga menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia memiliki ketahanan terhadap dampak global.
Walaupun optimis pertumbuhan kredit akan tetap stabil untuk tahun depan, namun Perry mengingatkan bahwa 2024 adalah tahun yang perlu diwaspadai. “Dunia belum ramah pada tahun 2024," kata Perry.
Dari sisi perbankan, Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim menyatakan bahwa meskipun memasuki tahun politik, BCA tetap bersikap wait and see. Namun, setelah pemilu, diharapkan pertumbuhan kredit akan kembali meningkat.
“Setelah pemilu, biasanya pertumbuhan kredit akan meningkat lagi,” kata Vera dalam public expose BCA yang ditayangkan secara virtual beberapa hari lalu.
Vera pun mengatakan bahwa saat ini, pertumbuhan rata-rata kredit di industri hampir mencapai 8% atau mengalami perlambatan.
Meski begitu, BCA tetap menargetkan pertumbuhan kredit hingga akhir tahun ini berada pada kisaran 10%-11%.