Aviliani juga memproyeksikan pertumbuhan kredit sepanjang 2025 akan berada di level 10,6 persen ± 1,0 persen (yoy), sejalan dengan proyeksi Bank Indonesia (BI).
"Proyeksi ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan kredit BI yaitu sebesar 11-13 persen (yoy)," katanya.
Namun, Aviliani mengingatkan bahwa pertumbuhan kredit juga dipengaruhi oleh daya beli masyarakat dan likuiditas perbankan.
"Sumber optimisme berangkat dari ambisi target pertumbuhan 8 persen yang diharapkan dapat mendorong laju ekonomi lebih cepat. Di sisi lain, pesimisme berasal dari daya beli masyarakat yang masih lemah (sisi demand) dan semakin ketatnya likuiditas (sisi supply) tercermin pada pertumbuhan kredit yang tinggi, namun di sisi lain pertumbuhan DPK terus melambat," tuturnya.
(kunthi fahmar sandy)