sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Perbankan AS Bergejolak, Bank Sentral Turun Tangan Jaga Kas Keuangan

Banking editor Kunthi Fahmar Sandy
24/03/2023 06:42 WIB
Bank-bank sentral telah menekankan bahwa sistem perbankan global aman.
Perbankan AS Bergejolak, Bank Sentral Turun Tangan Jaga Kas Keuangan (FOTO:MNC Media)
Perbankan AS Bergejolak, Bank Sentral Turun Tangan Jaga Kas Keuangan (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Bank-bank sentral, termasuk Bank of England, bergerak cepat untuk menjaga agar uang tunai tetap mengalir melalui sistem keuangan dunia setelah runtuhnya dua bank Amerika Serikat dan penyelamatan Credit Suisse yang menggemparkan dunia.

Pasar saham telah turun tajam sejak Silicon Valley Bank dan Signature Bank runtuh di AS minggu lalu yang memicu kekhawatiran akan adanya bank-bank lain ikut bangkrut. Ditambah pembelian Credit Suisse oleh UBS dalam sebuah kesepakatan sebagai upaya penyelamatan yang didukung oleh negara.

Bank-bank sentral telah menekankan bahwa sistem perbankan global aman, tetapi masih ada kekhawatiran terkait pemberi pinjaman lain yang dapat mengalami masalah setelah kenaikan suku bunga baru-baru ini dan membuat beberapa bank mengalami kerugian besar.

Dalam sebuah pernyataan, Bank of England, Bank of Japan, Bank of Canada, Bank Sentral Eropa, Federal Reserve AS, dan Swiss National Bank, mereka mengatakan bahwa telah meluncurkan tindakan terkoordinasi untuk menjaga agar kredit tetap mengalir.

Langkah tersebut adalah salah satu upaya dalam meredakan ketegangan di pasar pendanaan global dan untuk mengurangi dampak pada suplai kredit untuk rumah tangga dan bisnis.

Diketahui, bank-bank Inggris akan dapat meminjam langsung ke Bank of England, dan bank tersebut akan meminjam dari Federal Reserve AS, Alih-alih meminjam di pasar terbuka dan bank-bank akan dapat mengakses pendanaan ini setiap hari.

“Pengaturan arus kas dalam dolar AS akan berlangsung mulai hari Senin hingga setidaknya akhir April,” kata Bank of England melalui laman BBC News, Selasa (21/03/2023).

Saham-saham perbankan global merosot setelah kegagalan Silicon Valley Bank, meskipun ada jaminan dari Presiden Joe Biden untuk melindungi sistem perbankan. Namun, sejak saat itu terdapat pemberi pinjaman berukuran sedang di AS yang menghadapi kesulitan dan harus mencari suntikan dana sebesar USD30 miliar untuk menopang keuangannya.

Menurut US Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) pada hari Minggu, sebuah anak perusahaan dari New York Community Bancorp, Flagstar Bank, telah mencapai kesepakatan dengan para regulator untuk membeli aset-aset Signature.

Kesepakatan tersebut melibatkan hampir semua deposito Signature Bank, beberapa pinjaman, hingga semua 40 bekas cabangnya.

Letak kekhawatiran bukan pada dampak langsung dari masalah di Credit Suisse atau Silicon Valley Bank, tetapi lebih pada serangkaian faktor umum yang mempengaruhi beberapa institusi lain, seperti deposito yang tidak diasuransikan mengalir keluar dari beberapa institusi dan masuk ke institusi yang lebih besar dengan cepat, tanpa ada orang yang mengunjungi kantor cabang, bahkan dipengaruhi oleh komentar di media sosial.

Meskipun begitu, terdapat berita yang lebih menenangkan, seperti yang dikatakan oleh Bank of England pada hari Minggu "aman dan sehat". Namun, fakta bahwa bank-bank tersebut telah bergabung dengan rekan-rekannya di seluruh dunia menjadi sebuah unjuk kekuatan dan upaya untuk mencegah risiko meluas.



(Penulis Fidya Damayanti magang)

(SAN)

Advertisement
Advertisement