IDXChannel - Federal Reserve bekerja sama dengan Departemen Keuangan dan Lembaga Penjamin Simpanan Federal (FDIC) telah mengambil tindakan tegas untuk melindungi ekonomi AS dan memperkuat kepercayaan publik terhadap sistem perbankan.
Para pengawas bank akan terus memantau kondisi sistem perbankan secara seksama dan siap untuk menggunakan seluruh perangkat untuk institusi ukuran apa pun, sesuai kebutuhan, dan menjaga sistem tetap aman serta sehat.
Diketahui, kegagalan Silicon Valley Bank (SVB) dikarenakan manajemen bank tidak secara efektif mengelola risiko suku bunga dan likuiditasnya. Selain itu, bank tersebut kemudian mengalami kehancuran tak terduga oleh para deposan yang tidak diasuransikan dalam waktu kurang dari 24 jam.
Selain itu, SVB juga gagal dalam mengelola risiko dari kewajiban yang sebagian besar terdiri dari simpanan dari perusahaan modal ventura dan sektor teknologi, yang sangat terkonsentrasi dan dapat berubah-ubah karena tidak memiliki pendapatan operasional sehingga mereka menyimpan saldo yang besar di bank dalam bentuk setoran tunai untuk melakukan penggajian dan membayar biaya operasional.
Hal tersebut membuat para deposan terhubung dengan jaringan perusahaan modal ventura dan ikatan lainnya. Ketika stres dimulai, mereka pada dasarnya bertindak bersama untuk menghasilkan bank run.
Kegagalan SVB menuntut tinjauan menyeluruh atas apa yang terjadi, termasuk pengawasan Federal Reserve terhadap bank tersebut agar dapat bertanggung jawab penuh atas segala kegagalan pengawasan atau regulasi.
Langkah awal yang dilakukan adalah dengan menetapkan fakta-fakta untuk melihat dengan seksama pengawasan dan regulasi SVB sebelum kegagalannya secara menyeluruh dan transparan, lalu dilaporkan kepada publik pada tanggal 1 Mei.
Mengutip dari laman Board of Governors of the Federal Reserve System, Selasa (28/03/2023), pada hari Rabu, 8 Maret, SVB mengumumkan bahwa mereka merealisasikan kerugian senilai USD1,8 miliar atau sebesar Rp27 triliun lebih dalam penjualan sekuritas untuk meningkatkan likuiditas dan berencana untuk meningkatkan modal pada minggu berikutnya.
Para deposan yang tidak diasuransikan menganggap bahwa tindakan tersebut sebagai sebuah sinyal bahwa bank tersebut dalam kesulitan, ditambah media sosial yang membahas tentang pelarian, dan deposan yang tidak diasuransikan bertindak cepat untuk melarikan diri.
Akibatnya, para deposan menarik dana lebih dari USD40 miliar deposito dari bank pada hari Kamis (09/03/2023) dengan kecepatan yang luar biasa sehingga bank tidak memiliki cukup uang tunai atau jaminan untuk memenuhi arus keluar yang luar biasa dan cepat tersebut.
Hal tersebut memicu para deposan untuk mempertanyakan keamanan dan kesehatan bank-bank komersial AS secara keseluruhan sehingga mulai terlihat tanda-tanda kesulitan pada organisasi perbankan lainnya seperti Signature Bank, sebuah lembaga yang diawasi oleh FDIC, yang mengalami deposito run yang mengakibatkan kegagalan bank tersebut.
Federal Reserve dengan persetujuan Departemen Keuangan menciptakan fasilitas pinjaman sementara atau Program Pendanaan Berjangka Bank untuk memungkinkan bank-bank menerima likuiditas tambahan untuk memenuhi permintaan deposan yang tidak terduga.
Selain itu, Federal Reserve juga mengatur pendekatan pengawasannya berdasarkan ukuran aset, seperti bank dengan aset USD100 miliar atau lebih yang bukan G-SIB akan diawasi dalam portofolio LFBO, sedangkan bank dengan aset dalam kisaran USD10 hingga USD100 miliar diawasi dalam portofolio Regional Banking Organization (RBO). Sementra itu, bank dengan aset kurang dari USD10 miliar diawasi dalam portofolio community banking organization, atau CBO.
Meskipun kerangka kerja Federal Reserve berfokus pada ambang batas ukuran, terutama ketika sebuah bank memiliki model bisnis non-tradisional. Namun, Federal Reserve baru-baru ini memutuskan untuk membentuk kelompok pengawas aktivitas baru yang berdedikasi sehingga dapat membantu meningkatkan pengawasan terhadap bank-bank seperti SVB di masa depan.
Dari kegagalan SVB kita bisa melihat perlunya untuk meningkatkan ketahanan sistem perbankan, seperti mengusulkan dan mengimplementasikan reformasi akhir dari Basel III agar lebih mencerminkan risiko perdagangan dan operasional dalam mengukur kebutuhan modal bank.
Selain itu, perlu adanya peningkatan stress testing dengan berbagai skenario sehingga dapat menangkap risiko yang lebih luas dan menemukan jalur penularan, serta perlunya eksplorasi perubahan pada peraturan likuiditas dan reformasi lainnya untuk meningkatkan ketahanan sistem keuangan.
Bagian dari misi utama Federal Reserve adalah mempromosikan keamanan dan kesehatan bank-bank yang telah diawasi, serta stabilitas sistem keuangan untuk membantu memastikan bahwa sistem tersebut mendukung ekonomi yang sehat bagi rumah tangga, bisnis, dan masyarakat AS.
(Penulis Fidya Damayanti magang)
(SAN)
Advertisement
Seluk Beluk Kehancuran Silicon Valley Bank, Bikin Nasabah Ramai-Ramai Tarik Dana
Kegagalan Silicon Valley Bank (SVB) dikarenakan manajemen bank tidak secara efektif mengelola risiko suku bunga dan likuiditasnya

Seluk Beluk Kehancuran Silicon Valley Bank, Bikin Nasabah Ramai-Ramai Tarik Dana (FOTO:MNC Media)
Follow Saluran Whatsapp IDX Channel untuk Update Berita Ekonomi
Follow
Advertisement
Advertisement