Daya beli masyarakat pun terpantau masih terjaga kendati Indonesia mengalami inflasi, ekspor juga tetap kuat, dan konsumsi swasta serta investasi nonbangunan juga meningkat. Sehingga, secara umum, perekonomian Indonesia masih dalam batas aman.
Namun karena nilai tukar dolar tengah tinggi, dan akan terus menguat sebelum The Fed melonggarkan aturan moneternya. Indonesia berpotensi merasakan dampak negatif juga pada akhirnya.
Perlu diingat, pemerintah Indonesia dan pihak swasta masih mengimpor banyak bahan baku untuk sektor industri dan manufaktur. Contoh sederhana, Indonesia masih mengimpor minyak untuk mencukupi volume yang tidak dapat dipenuhi produksi lokal.
Belum lagi pabrik-pabrik yang membutuhkan impor gula dan garam industri dengan kualitas tertentu yang tidak dapat dipenuhi produsen lokal. Pada akhirnya, dapat berpotensi memicu penurunan daya beli masyarakat.
Selain itu, dolar yang menguat juga dapat membuat orang untuk lebih memilih menyimpan uangnya dalam bentuk dolar, sehingga rupiah bakal makin melemah. Oleh karena itu, Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan untuk mengendalikan potensi risiko-risiko ini di masa mendatang.