IDXChannel—Suku bunga Bank Indonesia terbaru adalah 4,75%, naik 50 bps dari kenaikan pada September 2022, yakni 4,25%. Hal apa yang melandasi keputusan penaikan ini dan apa dampak yang patut diwaspadai masyarakat?
Dilansir dari bi.go.id, keputusan bank sentral untuk menaikkan BI 7-days Reverse Repo rate ini merupakan respon terhadap pasar keuangan global yang kian tak menentu, dibarengi dengan nilai tukar dolar AS yang makin kuat, sedangkan permintaan ekonomi dalam negeri tetap kuat.
Sehingga, penaikan suku bunga acuan itu diharapkan mampu meningkatkan stabilitas rupiah, sekaligus memperkuat nilai fundamentalnya. Sekaligus juga untuk menurunkan ekspektasi inflasi, dan memastikan inflasi inti di masa mendatang tetap berada dalam target 3,0±1% di paruh pertama 2023.
Suku Bunga Bank Indonesia Terbaru: Mengapa Mesti Naik
Masih dari bi.go.id, bank sentral menjelaskan bahwa perekonomian domestik sebenarnya membaik, dan diperkirakan terus membaik hingga akhir 2022. IMF pun memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia—dan ASEAN secara keseluruhan—cukup baik, yang meskipun menurun, namun tidak setajam perkiraan yang dibuat untuk negara-negara lain.
Bank Indonesia mencatat, berdasarkan hasil survey bank sentral terakhir kalinya, keyakinan konsumen, realisasi penjualan di tingkat eceran, dan Purchasing Managers’ Index Manufaktur menunjukkan proses pemulihan.
Daya beli masyarakat pun terpantau masih terjaga kendati Indonesia mengalami inflasi, ekspor juga tetap kuat, dan konsumsi swasta serta investasi nonbangunan juga meningkat. Sehingga, secara umum, perekonomian Indonesia masih dalam batas aman.
Namun karena nilai tukar dolar tengah tinggi, dan akan terus menguat sebelum The Fed melonggarkan aturan moneternya. Indonesia berpotensi merasakan dampak negatif juga pada akhirnya.
Perlu diingat, pemerintah Indonesia dan pihak swasta masih mengimpor banyak bahan baku untuk sektor industri dan manufaktur. Contoh sederhana, Indonesia masih mengimpor minyak untuk mencukupi volume yang tidak dapat dipenuhi produksi lokal.
Belum lagi pabrik-pabrik yang membutuhkan impor gula dan garam industri dengan kualitas tertentu yang tidak dapat dipenuhi produsen lokal. Pada akhirnya, dapat berpotensi memicu penurunan daya beli masyarakat.
Selain itu, dolar yang menguat juga dapat membuat orang untuk lebih memilih menyimpan uangnya dalam bentuk dolar, sehingga rupiah bakal makin melemah. Oleh karena itu, Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan untuk mengendalikan potensi risiko-risiko ini di masa mendatang.
Suku Bunga Bank Indonesia Terbaru: Dampak yang Paling Terasa
Dampak yang mungkin bakal sangat terasa di masyarakat adalah kenaikan suku bunga perbankan. Sebab bank akan mengikuti kenaikan suku bunga acuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Nasabah yang memiliki cicilan jangka panjang dalam nominal yang besar dan menggunakan skema bunga floating, akan sangat merasakan dampaknya, terutama jika bank mematok kenaikan yang cukup tinggi.
Demikianlah ulasan singkat tentang suku bunga Bank Indonesia terbaru dan dampaknya yang paling terasa. (NKK)