Kemudian transformasi human capital lewat pemenuhan pegawai, khususnya di bidang bisnis, yang dilakukan melalui shifting dengan sumber dari pegawai administrasi dan perbaikan dari sisi fasilitas serta insentif untuk mendukung performa pegawai bankjatim.
Transformasi berikutnya yang tidak kalah penting adalah transformasi aksi korporasi sebagai bentuk upaya bankjatim dalam meningkatkan bisnis perusahaan dengan cara penyertaan modal sebesar 15% dari modal eksisting dalam bentuk Kelompok Usaha Bank (KUB).
Pada era digital saat ini, tentunya bankjatim juga berkomitmen dalam memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi nasabah untuk melakukan transaksi keuangan dengan menerapkan transformasi digital. “Tentunya penerapan transformasi digital ini juga diimbangi dengan peningkatan security system serta pengembangan business process bankjatim”, ujar Busrul.
Melalui penerapan kelima pilar transformasi tersebut, bankjatim jatim sukses melewati Semester I 2023 dengan kinerja yang cukup baik. Selama semester I tahun ini, penyaluran kredit bankjatim mampu membukukan peningkatan yang signifikan di atas rata-rata yaitu 13,02 persen (YoY). Untuk pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada sektor komersial & SME sebesar 25,55 persen (YoY) dan sektor konsumer 5,77 persen (YoY).
Pertumbuhan kredit yang telah dicapai bankjatim tersebut membuat LDR perusahaan semakin membaik. Dari 45,88% pada Semester I tahun 2022 meningkat jadi 59,54% pada Semester I tahun 2023. Penyaluran kredit bankjatim juga diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman. Hal itu terlihat dari rasio Loan At Risk (LAR) yang melandai di angka 5,77% pada Semester I tahun 2023, berbanding 6,86% di tahun sebelumnya (YoY). Rasio Non Performing Loan (NPL) Gross bankjatim juga ikut menurun di angka 2,80% pada Semester I 2023, berbanding 4,12% pada periode yang sama tahun sebelumnya (YoY).