IDXChannel – Perbankan diminta mewaspadai dampak konflik Timur Tengah yang tengah berlangsung saat ini. Pasalnya, situasi itu dinilai dapat memicu ketidakstabilan ekonomi global.
Pengamat perbankan dan praktisi sistem pembayaran Arianto Muditomo menuturkan, konflik tersebut akan membuat era suku bunga tinggi berlanjut. “Untuk sektor perbankan Indonesia, perlu diwaspadai potensi kenaikan suku bunga global dan fluktuasi nilai tukar yang bisa meningkatkan risiko kredit dan memengaruhi daya beli masyarakat,” kata Arianto kepada IDX Channel, Rabu (2/10/2024).
Menurut dia, langkah antisipasi yang bisa diambil para pelaku industri perbankan saat ini antara lain memperkuat manajemen risiko, terutama terkait dengan portofolio pinjaman yang rentan terhadap inflasi dan volatilitas harga energi.
“Selain itu, bank harus meningkatkan cadangan likuiditas serta memperkuat posisi modal untuk menghadapi potensi perlambatan ekonomi yang dipicu oleh inflasi global dan ketidakpastian pasar finansial,” ujarnya.
Arianto mengatakan konflik di Timur Tengah dapat memicu ketidakstabilan ekonomi global, terutama melalui dampaknya pada harga minyak. Mengingat bahwa kawasan tersebut adalah penghasil minyak utama dunia, ketegangan di sana dapat menyebabkan kenaikan harga minyak, yang akan memengaruhi inflasi global, termasuk di Indonesia.