"Selain peningkatan volume, beberapa proyek strategis yang mendorong kebutuhan tambahan sarana termasuk Sumbagsel yang diperkirakan akan menghasilkan tambahan volume hingga 27,8 juta ton," katanya.
Kemudian, proyek Tarahan II menargetkan potensi angkutan sebesar 18 juta ton, dan ekspansi fasilitas di Kertapati diproyeksikan menambah 7 juta ton. Secara keseluruhan, KAI memproyeksikan kenaikan volume angkutan barang sebesar 15 persen hingga 2029.
Pada periode Januari-April 2025, KAI mencatat volume angkutan barang mencapai 21,6 juta ton, naik 3 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Dari angka tersebut, sebanyak 83,07 persen atau 17,9 juta ton merupakan komoditas batu bara.
“Capaian kinerja angkutan barang selama Januari hingga April 2025 turut memperkuat alasan strategis pengadaan ini,” kata Anne.
Untuk pengadaan 54 lokomotif tersebut, KAI menggelontorkan investasi USD222,5 juta atau Rp3,56 triliun. Sebagian sumber pendanaan berasal dari obligasi dan sukuk.
(Rahmat Fiansyah)