IDXChannel—Prediksi ekonomi 2023 telah bermunculan sejak penghujung 2022. Secara umum, IMF memproyeksikan perekonomian tahun ini masih ‘gelap’, sebab tiga ekonomi terbesar di dunia yakni Amerika, Uni Eropa, dan China, diperkirakan masih menghadapi resesi.
IMF bahkan memprediksikan pertumbuhan ekonomi China pada tahun lalu—untuk pertama kalinya—akan lebih rendah dibanding pertumbuhan ekonomi global. Negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu mesti menghadapi ledakan kasus positif Covid-19 untuk ke sekian kalinya.
Sedangkan bank sentral Amerika diprediksikan masih akan agresif melancarkan kebijakan moneternya, sehingga mau tak mau Bank Indonesia pun masih harus waspada pada apa pun langkah yang diambil The Fed.
Lantas, bagaimana prediksi yang dibuat untuk Indonesia?
Indonesia Kena Imbas, Tapi Tidak Parah
Ketidakpastian perekonomian global dan kondisi politik lintas kontinen memang akan dirasakan banyak negara, mengingat semua negara bergantung satu sama lain terutama pada sektor perdagangan.
Indonesia pun akan merasakan, namun tak bakal parah. Center of Reform on Economics (CORE) berani memprediksikan perekonomian Indonesia 2023 dapat tumbuh hingga 4,5 hingga 5,0%.
Lembaga keuangan dunia pun memprediksikan angka yang tak jauh berbeda. IMF memprediksikan perekonomian Indonesia bakal tumbuh negatif dari 5,3% ke 5%. Sedangkan Asian Development Bank memperkirakan penurunan dari 5,4% ke 4,7%.
Meskipun ekonomi Indonesia diprediksikan tumbuh negatif, namun angka yang diperkirakan tak anjlok signifikan. Indonesia tak hanya menjalin hubungan dagang dengan China dan Eropa, namun juga ke negara-negara lain di Asia, Eropa, Afrika, dan Amerika.
Pasar Modal Indonesia Masih Oke
Saat pembukaan perdagangan saham perdana 2023, Presiden Jokowi optimistis prospek pasar modal di Indonesia sepanjang tahun ini bakal cerah. Buktinya, indeks pasar modal 2022 tumbuh 4,1% dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp9.499 triliun.
Selain itu, tercatat pula bahwa sebaran demografi usia investor di Indonesia kini didominasi anak muda, yakni 55% berusia di bawah 30 tahun dan 70% di bawah 40 tahun. Angka tersebut secara tak langsung menunjukkan tingkat literasi yang bertumbuh.
Chief Economist Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat mengatakan bahwa proyeksi pribadinya terhadap perekonomian 2023 adalah stagflasi, namun untuk pasar modal, ia optimistis masih ada peluang tumbuh.
“Karena pasar modal selalu lebih dulu bergerak dari sektor riil. Investment strategy 2023 adalah living with inflation,” tuturnya (29/12).
Demikianlah ulasan singkat soal prediksi ekonomi 2023. (NKK)