"Berbagai lembaga internasional juga memproyeksikan bahwa pertumbuhan Indonesia di 2023 berada di kisaran 4,7-5,1 persen. Tahun depan Indonesia diharapkan bisa jauh dari resesi," ungkap Airlangga.
Salah satu faktor penopangnya adalah sektor konsumsi domestik Indonesia yang kuat. Airlangga membeberkan bahwa konsumsi domestik Indonesia sebesar 50,38 persen di triwulan III-2022 bisa menambah daya tahan perekonomian.
"Ketergantungan kita terhadap nilai eksportir hanya sebesar 26,23 persen. Tentunya gejolak di pasar global ini relatif bisa terendam oleh konsumsi," tambah Airlangga.
Ditambah lagi, dibandingkan inflasi, Indonesia dalam beberapa bulan terakhir condong mengalami deflasi. Airlangga juga menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia juga berada sedikit di atas angka inflasi.
"Inflasi Oktober 2022 di 5,71 persen dan pertumbuhan ekonomi di triwulan III-2022 sebesar 5,72 persen. Kita juga lihat dari sisi investasi ada peningkatan, sehingga penyerapan oleh investor domestik jadi bantalan terhadap keluarnya modal asing," tutup Airlangga. (RRD)