sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Alarm Volume Perdagangan Global Anjlok 3,2 Persen, Ekonomi Bisa Gawat

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
29/09/2023 12:14 WIB
Volume perdagangan global mengalami penurunan tajam per Juli 2023, di mana volume perdagangan turun 3,2 persen secara tahunan (yoy).
Alarm Volume Perdagangan Global Anjlok 3,2 Persen, Ekonomi Bisa Gawat. (Foto: Freepik)
Alarm Volume Perdagangan Global Anjlok 3,2 Persen, Ekonomi Bisa Gawat. (Foto: Freepik)

Bagaimana Nasib Indonesia?

Sinyal pelemahan perdagangan global ini juga berdampak buat Indonesia. Hal ini terlihat dari kinerja ekspor impor yang terus melemah dalam dua bulan terakhir.

Nilai ekspor Indonesia Agustus 2023 mencapai USD22,00 miliar atau naik 5,47 persen dibanding ekspor Juli 2023. Namun, secara year on year (yoy), nilai ekspor RI turun sebesar 21,21 persen.

Tercatat, ekspor nonmigas Agustus 2023 mencapai USD20,69 miliar, naik 5,35 persen dibanding Juli 2023. Namun, nilai ini juga turun 21,25 persen jika dibanding ekspor nonmigas Agustus 2022.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Agustus 2023 mencapai USD171,52 miliar atau turun 11,85 persen dibanding periode yang sama 2022. Sementara ekspor nonmigas mencapai USD161,13 miliar atau turun 12,27 persen yoy.

Menurut Kementerian Keuangan, penurunan kinerja ekspor tidak hanya dialami Indonesia, melainkan juga terjadi di banyak negara, akibat melemahnya aktivitas ekonomi dunia.

Ekspor China dan India juga terkontraksi selama Januari – Agustus 2023. Di Kawasan ASEAN, ekspor Vietnam juga mengalami kontraksi dalam periode yang sama.

Sementara Malaysia dan Thailand mengalami kontraksi pada periode Januari – Juli 2023. Hal ini menunjukkan bahwa dampak perlambatan ekonomi global terjadi secara luas.

Kemenkeu menegaskan, meskipun pertumbuhan ekspor Indonesia secara nilai mengalami penurunan, namun masih menunjukkan peningkatan secara volume.

Permintaan ekspor produk unggulan Indonesia masih kuat, tercermin dari pertumbuhan volume ekspor non migas yang masih tumbuh 9,5 persen pada periode Januari – Agustus 2023.

Terutama untuk komoditas bahan bakar mineral termasuk batu bara, minyak hewani atau nabati, besi baja, kendaraan, logam mulia dan nikel.

“Dampak penurunan harga komoditas dan perlambatan ekonomi global, terutama dari negara mitra dagang utama Indonesia, mulai dirasakan khususnya pada kinerja perdagangan. Untuk itu, Pemerintah akan terus mengambil langkah-langkah antisipatif dengan terus mendorong keberlanjutan hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA), meningkatkan daya saing produk ekspor nasional, dan diversifikasi mitra dagang utama”, kata Febrio Kacaribu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan dikutip di website Kemenkeu.

Namun, menguatnya dolar dan melemahnya rupiah perlu jadi perhatian. Ini karena kinerja rupiah yang terus mengalami pelemahan dalam beberapa waktu terakhir.

Kuatnya dolar dikhawatirkan akan menggerus neraca perdagangan di masa depan

Meskipun, neraca perdagangan Agustus 2023 kembali mencatatkan surplus sebesar USD3,12 miliar. Secara kumulatif dari Januari – Agustus 2023, surplus neraca perdagangan mencapai USD24,34 miliar.

Dengan demikian, Indonesia telah mengalami surplus perdagangan selama 40 bulan berturut-turut, meski nilainya menyusut dari bulan sebelumnya sebesar USD3,45 miliar. (ADF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement