Titik keseimbangan tersebut, menurut Fraser, diantaranya dapat dilihat dari produktivitas masing-masing karyawan. Ditegaskannya bahwa perusahaan tidak bisa mengambil risiko menurunnya proktivitas bila sistem WFH terus diterapkan.
"(Karyawan) Harus bisa menunjukkan (produktivitasnya), atau kita harus tarik kembali mereka ke kantor, atau ke lokasi kerjanya, untuk mendapatkan pelatihan ulang tentang apa yang harus mereka kerjakan," papar Fraser.
Pendekatan tersebut, lanjut Fraser, didasarkan pada pengalaman masa lalunya, di mana kemampuan dan keterampilan bekerja tidak bisa hanya dipelajari secara teori dan dilakukan secara mandiri.
"Saya tumbuh dengan cara melihat langsung dari berbagai karakter unik yang mengajari Saya secara langsung. Bagaimana pun umpan balik itu penting, dan itu akan Anda dapatkan saat (bekerja) bersama," tegas Fraser. (TSA)