“Renewable energy (energi terbarukan), energy transition mechanism (mekanisme transisi energi) sudah di-introduce (diperkenalkan) dan ini juga membutuhkan banyak instrumen fiskal untuk transformasi energi hijau,” ujarnya.
Mantan direktur Pelaksana Bank Dunia itu menilai, APBN masih berperan sebagai pendongkrak ekonomi lewat insentif. Tak hanya sektor migas, berbagai sektor bisnis lain juga berpeluang mendapatkan insentif pajak.
“Jadi kita juga akan terus menggunakan, melalui instrumen insentif fiskal, subsidi, maupun berbagai belanja intervensi yang lain. Hilirisasi selain dari sisi tambang juga dari sisi sawit dan ini juga merupakan salah satu (ekspor) andalan dari Republik Indonesia,” ujarnya.
(Rahmat Fiansyah)