sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Angin Segar buat Pengusaha, Truk Listrik Bakal Dapat Insentif dari Pemerintah

Economics editor M Fadli Ramadan
09/03/2024 09:50 WIB
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan saat ini ada wacana insentif untuk truk listrik.
Angin Segar buat Pengusaha, Truk Listrik Bakal Dapat Insentif dari Pemerintah. (FotoMNC Media)
Angin Segar buat Pengusaha, Truk Listrik Bakal Dapat Insentif dari Pemerintah. (FotoMNC Media)

IDXChannel – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan saat ini ada wacana insentif untuk truk listrik. Diungkapkannya, pemerintah berencana duduk bersama Gaikindo untuk menggodok regulasi.

Seperti diketahui, saat ini sejumlah produsen sudah memproduksi truk listrik untuk kebutuhan niaga. Namun, kendaraan komersial listrik berbasis baterai itu belum resmi dijual di Indonesia atas sejumlah pertimbangan.

Hadirnya wacana tersebut membuat sejumlah produsen semakin bergairah dalam menghadirkan kendaraan niaga ramah lingkungan. Namun, Agus Gumiwang belum bisa memastikan kapan insentif tersebut bakal terealisasi.

“Nanti kita duduk dengan Gaikindo (membahas insentif truk listrik). Tapi saya harus sampaikan bahwa memang hybrid dan truk listrik akan kita berikan (insentif),” kata Menperin saat ditemui di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jumat (8/3/2024).

Selain itu, Menperin Agus Gumiwang juga belum bisa mengungkapkan seperti apa skema insentif untuk truk listrik. Pasalnya, pembahasan masih dilakukan dan masih besar kemungkinan berubah-ubah detailnya.

“Truk listrik menjadi salah satu yang kita overlook. Jadi intinya kita sama Gaikindo akan duduk membahas seperti apa kita mengembangkan lebih cepat industri otomotif berbasis truk dengan kebijakan insentif,” ungkapnya.

Hini yang memiliki lini kendaraan komersial listrik menyambut baik hal tersebut. Tapi, dibutuhkan infrastruktur yang memadai agar operasional berjalan dengan baik. Mengingat truk tidak memiliki jadwal dan rute yang tetap.

“EV itu kan butuh infrastruktur yang memadai, kecuali kalau bus TransJakarta, kan dia muter disitu-situ saja. Tapi kalau misalnya saya dari Jakarta ke Surabaya, nge-charge-nya di mana? Iya kan? Itu,” kata Santiko Wardoyo selaku Chief Operating Officer atau COO PT Hino Motor Sales Indonesia (HMSI) di JCC, Jakarta Pusat.

Menurut Santiko, waktu pengisian baterai kendaraan listrik juga masih cukup lama sehingga akan berisiko bagi pengusaha. Oleh sebab itu, dibutuhkan persiapan matang sebelum benar-benar beralih ke kendaraan listrik.

“Atau misalnya dari Makassar ke Morowali yang jaraknya 1.500 kilometer. Paling satu baterai tuh bisanya berapa jaraknya? Paling mentok kan 300 km, itu untuk sedan kan? Low truck dengan tonase dan powernya, lebih cepat habis (baterainya),” ujarnya.

(DKH)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement