Lebih lanjut Andi mengatakan bahwa Pertamina tidak bisa membatasi pembelian Pertalite, karena BBM tersebut masuk kategori JBKB (Jenis BBM Khusus Penugasan) yang dimana Pertamina hanya sebatas penugasan sebagai penyalurannya. Dan untuk pengawasan penyalurannya sekarang lebih ditingkatkan lagi.
"Normalnya konsumsi masyarakat Sukabumi untuk Pertalite Rp500-550 ribu liter sehari. Kita udah set angkanya dilebihkan menjadi 650 ribu ribu liter per hari.
Normalnya Rp550 ribu liter pertalite sehari, jadi tidak ada kelangkaan Pertalite sebetulnya, solar pun sama untuk normalnya di angka Rp160 an ribu liter, kami sekarang naikin jadi Rp200 ribu liter," ujar Andi menambahkan.
Menurut Andi, seharusnya secara volume cukup, namun di lapangan masih terjadi kendala-kendala seperti antrian panjang dan tidak tersedianya Pertalite di beberapa SPBU dimungkinkan karena ada panic buying dari masyarakat yang termakan isu adanya kelangkaan, pembatasan dan penimbunan Pertalite.
"Jadi masyarakat tidak perlu panik adanya kenaikan harga Pertalite, untuk menaikkan harga Pertalite diskusinya panjang dengan pemerintah, apalagi sekarang sudah menjadi bahan bakar penugasan (JBKB) memang domainnya ada di pemerintahan dan Pertamina hanya sebatas usulan-usulan saja," pungkas Andi.