Awaluddin mengatakan peningkatan penumpang dan penerbangan ini juga didorong pemulihan sektor pariwisata nasional. Di mana Bandara AP II yang menjadi pintu masuk destinasi pariwisata antara lain Bandara HAS Hanandjoeddin di Belitung, lalu Bandara Raja Sisingamangaraja XII di Tapanuli Utara yang berlokasi sekitar 30 menit dari Danau Toba, kemudian Bandara Husein Sastranegara di Bandung, Bandara Minangkabau di Padang, dan sebagainya.
“Bandara Soekarno-Hatta sebagai pintu utama Indonesia juga menerima kedatangan wisatawan mancanegara sebagai lokasi transit untuk kemudian mereka melanjutkan perjalanan ke destinasi wisata di dalam negeri,” ujar Muhammad Awaluddin.
Director of Finance AP II Hilda Savitri mengatakan kinerja positif perseroan pada 2022 juga tidak lepas dari upaya pengendalian cost melalui program cost leadership.
“Melalui cost leadership, AP II dituntut untuk benar-benar efektif dan efisien guna mendukung pencapaian pendapatan (revenue). Cost yang dikeluarkan harus benar-benar tepat secara jumlah, waktu dan prioritas program. Pada tahun lalu AP II berhasil melakukan efisiensi beban usaha sebesar 5 persen dari 2021,” ujar Hilda Savitri.
Pada 2023, AP II optimistis kinerja akan semakin membaik sejalan dengan terus menguatnya pemulihan penerbangan nasional.