sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Apartemen Atau Rumah Tapak? Hunian Subsidi di Pinggiran Jakarta Ini Jadi Pilihan Milenial

Economics editor Mohammad Yan Yusuf
07/12/2021 14:59 WIB
Bila dibandingkan memiliki rumah di Ibu Kota, harga rumah bersubsidi di pinggiran Jakarta menjadi alternatif generasi milenial untuk membeli rumah.
Apartemen Atau Rumah Tapak? Hunian Subsidi di Pinggiran Jakarta Ini Jadi Pilihan Milenial. (Foto: MNC Media)
Apartemen Atau Rumah Tapak? Hunian Subsidi di Pinggiran Jakarta Ini Jadi Pilihan Milenial. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Bila dibandingkan memiliki rumah di Ibu Kota, harga rumah bersubsidi di pinggiran Jakarta menjadi alternatif generasi milenial untuk membeli rumah. Harganya yang murah, serta dukungan subsidi menjadi alasan para mereka berinvestasi dan tinggal di area tersebut.

Meski demikian, membeli rumah dengan harga murah tentu akan banyak risiko. Selain jarak antara rumah dengan kantor yang jauh, bangunan pada rumah subsidi takkan sebaik kualitasanya pada rumah KPR.

"Saat pertama menempati, ada beberapa atap yang bocor dengan kondisi tembok yang lembab," kata Gerdiansyah (33) salah satu pembeli rumah subsidi, Minggu (5/12/2021).

Gerdi, panggilan akrabnya, sejak 2017 lalu telah membeli rumah di kawasan Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat. Selama itu pula ia perlu tambahan ekstra sebelum menempati rumahnya bersama istri dan anaknya.

"Saya harus beli mesin pompa air dan membangun tembok rumah belakang terlebih dahulu," katanya.

Belum lagi jarak yang mencapai puluhan kilometer dari rumah menuju tempat kerjanya di kantor Walikota Jakarta Selatan. Jarak yang lumayan membuat dirinya terpaksa bangun pagi saat berangkat ke kantor.

Hal berbeda justru dialami Akmal (31). Karyawan swasta ini memilih mencicil untuk membangun rumah subsidinya sebelum dirinya menempati rumah tersebut di kawasan Parung Bogor.

Akmal mengakui, apapun jenisnya, baik subsidi maupun KPR bagian belakang rumah tidak akan lengkap. Ia memerlukan uang puluhan juta untuk merenovasi rumah agar lebih nyaman.

Mengawali dengan membeli pompa dan mengebor air sumur, Akmal kemudian membangun dapur di bagian belakang rumah dan meninggikan. Setelahnya ia merenovasi bagian depan untuk garasi kendaraan.

Meski demikian, Akmal mengakui rumah subsidi sendiri sebenarnya telah layak huni saat serah terima kunci. Hanya saja kondisinya yang terbatas, menjadikan dirinya memilih untuk membangun rumah secara bertahap.

"Tapi ada banyak tetangga gw yang tinggal setelah serah terima kunci," katanya.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement