Namun Sutiaji menyayangkan dugaan adanya kelonggaran protokol kesehatan yang dilakukan saat ibadah salat tarawih. Mengingat banyak versi beberapa jamaah tidak menggunakan masker dan kurang menerapkan protokol kesehatan Covid-19 dengan ketat.
"Saya belum menginformasikan yang mana, karena saya tidak menjadi jamaah di sini. Nanti ngorek itu, saya lihat mungkin gini tidak mencari itu, tapi protokol kesehatan harus kita lakukan. Terus ketika masuk orang dari luar, bisa dilihat oh dia pakai hand sanitizer, cuci tangan atau tidak, kalau pakai protokol kesehatan mesti sajadahnya pasti bawa sendiri. Jadi tranmisi antar sudah terhalangi oleh protokol kesehatan walaupun orang luar, tapi protokol kesehatan saya kira itu," paparnya.
Tampak pasca 21 orang terkonfirmasi positif COVID-19, suasana Perumahan Bukit dan Permata Hijau begitu sepi. Sebagian besar warga yang berkontak erat dari empat RT dan dua RW menjalani pengetesan antigen pada Senin pagi.
Sementara 18 warga yang telah terkonfirmasi positif COVID-19 dievakuasi ke sejumlah rumah sakit lapangan baik RS Lapangan Idjen Boulevard, safe house Pemkot Malang di Jalan Kawi, RS Hermina, dan safe house milik Universitas Muhammadiyah Malang. Sedangkan tiga orang yang terkonfirmasi tambahan terakhir masih menjalani karantina mandiri di rumah.
Masjid Al Waqar yang menjadi klaster penyebaran Covid-19 pun telah ditutup selama 14 hari untuk proses sterilisasi. (TYO)