Bila makanan yang dijual oleh pelaku usaha tidak dikonsumsi terus menerus, maka kemungkinan untuk bertahannya sangat kecil. Walau mungkin tidak akan ditinggalkan seratus persen, permintaan dari makanan tersebut akan kembali kepada sifat dasar konsumsi di Indonesia.
Selain itu, inovasi dinilai Yuswohady sebagai kunci yang harus terus dilakukan oleh pelaku usaha dengan makanan indulgent. Ini merupakan tantangan karena mereka harus berkompetisi dengan pelaku usaha sejenis.
"Ini tantangan bagi makanan yang basisnya indulgent. Sifatnya hype dan hanya bergantung pada FOMO," pungkasnya. (NIA)