Peringkat AAA adalah peringkat kredit tertinggi, sedangkan peringkat D atau C adalah yang terendah. (Lihat tabel di bawah ini.)
Memperoleh peringkat kredit negara yang baik biasanya penting bagi negara-negara berkembang yang menginginkan akses ke pendanaan di pasar obligasi internasional.
Selain untuk menerbitkan obligasi di pasar utang luar negeri, peringkat kredit penting untuk menarik investasi asing langsung (FDI) bagi negara-negara di dunia.
Risiko kredit negara yang tercermin dalam peringkat kredit negara ini menggambarkan kondisi apakah pemerintah mampu atau tidak mampu untuk memenuhi kewajiban utangnya di masa mendatang.
Beberapa faktor kunci juga berperan dalam memutuskan seberapa berisiko berinvestasi di negara atau wilayah tertentu. Di antaranya rasio layanan utang, pertumbuhan pasokan uang domestik, rasio impor, dan varian pendapatan ekspor.
Penurunan rating kredit AS sebenarnya bukan menjadi yang pertama. Pada 5 Agustus 2011, peringkat kredit pemerintah AS sempat diturunkan oleh Standard & Poor's, dari awalnya berpredikat AAA (luar biasa) menjadi AA+ (sangat baik) juga karena sentimen plafon utang yang tak berkesudahan.
“Kami menurunkan peringkat jangka panjang AS karena kami percaya bahwa kontroversi yang berkepanjangan mengenai peningkatan plafon utang wajib dan debat kebijakan fiskal terkait menunjukkan proses yang kontroversial,” tulis laporan Standard & Poor's pada 5 Agustus 2011 lalu.
Kondisi ini tak jauh beda dengan yang terjadi hari ini di mana ketidakstabilan politik lebih terlihat jika menyangkut diskusi plafon utang ini.
Bahkan, ekonom cum peraih Nobel Prize, Paul Krugman, mengatakan tidak terlalu khawatir soal apakah AS akan mengalami gagal bayar utang atau tidak.
Namun, ia khawatir dengan risiko huru-hara politik terkait plafon utang akan berdampak bagi kemakmuran di negara tersebut di masa depan. (ADF)