Jarot menjelaskan Bendungan Sukamahi dengan kapasitas 1,7 juta m3 dan Bendungan Ciawi dengan kapasitas 6,05 juta m3 merupakan bendungan kering (dry dam) pertama di Indonesia, khusus difungsikan untuk menahan debit hujan di hulu Sungai Ciliwung, sehingga debit yang keluar dari Bendungan dapat dikendalikan dalam debit normal hingga Bendung Katulampa (control room) ke hilir di Jakarta.
Disamping itu normalisasi Sungai Ciliwung sepanjang 33 km dan Sudetan Sungai Ciliwung ke Kanal Banjir Timur di bagian hilirnya juga tengah dilakukan untuk juga mengatasi banjir di Jakarta.
Sedangkan pembangunan Sudetan Sungai Ciliwung ke Kanal Banjir Timur direncanakan akan selesai pada bulan April 2023, pekerjaan ini akan mengurangi risiko banjir pada area seluas 107 Ha.
"Sehingga total pengurangan daerah terdampak risiko banjir dari pembangunan ketiga prasarana tersebut, yakni Bendungan Kering, Sudetan, dan Normalisasi Sungai Ciliwung adalah 347 ha," kata Jarot.
Sekedar informasi pembangunan Bendungan Sukamahi sudah direncanakan sejak tahun 1990-an dan dibangun pada 2016-2022 dengan konsep bendungan kering (dry dam). Kontrak pembangunan Bendungan Sukamahi ditandatangani pada 21 Desember 2016 dengan kontraktor PT.Wijaya Karya-Basuki KSO senilai Rp693 miliar.