“Salah satu yang berperan besar pada tingginya nilai perdagangan bilateral Vietnam dengan Uni Eropa adalah keberadaan perjanjian perdagangan bebas,” tukas Menko Airlangga.
Selanjutnya, Menko Airlangga juga menekankan bahwa hubungan kerja sama antara Indonesia dan Uni Eropa dapat ditingkatkan salah satunya dengan mendorong percepatan penyelesaian perundingan Indonesia – European Union CEPA (IEU-CEPA) yang sudah dimulai sejak tahun 2016. Dengankesepakatan IEU-CEPA tersebut diharapkan berbagai hambatan perdagangan seperti isu diskriminasi sawit, gugatan terhadap sumber mineral (nikel) di WTO dan isu deforestasi dapat terselesaikan.
Lebih lanjut, Menko Airlangga juga menjabarkan terkait potensi resesi di tahun 2023 yang hanya sebesar 3 persen saja. Penanganan Covid-19 yang dilakukan oleh Indonesia juga diakui sebagai salah satu yang terbaik oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
“Pada gelaran Presidensi Indonesia di G20 tahun lalu, Indonesia berhasil set the tone, antara lain dicapainya konsensus dari semua negara anggota yang menyepakati G20 Bali Leaders’ Declaration, termasuk menyatukan posisi Rusia dan negara – negara G7 yang tengah berseteru karena perang di Ukraina. Indonesia memandang perlu untuk menjaga hubungan yang seimbang dengan semua negara di dunia.
Keberhasilan pendekatan diplomasi Indonesia tersebut sangat diapresiasi oleh negara – negara lainnya,” jelas Menko Airlangga. Selanjutnya pahun ini, Indonesia juga menjabat sebagai Chairman ASEAN dan berupaya untuk bisa menghasilkan berbagai terobosan penting, termasuk integrasi digital ekonomi di kawasan ASEAN.