IDXChannel - Hingga pekan pertama Agustus 2025, total insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) mencapai Rp384 triliun.
Angka tersebut disalurkan kepada kelompok bank BUMN sebesar Rp171,5 triliun, Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) sebesar Rp169,2 triliun, Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebesar Rp37,2 triliun, dan Kantor Cabang Bank Asing (KCBA) sebesar Rp5,7 triliun.
Gubernur BI Perry Warjiyo menuturkan, secara sektoral, insentif KLM disalurkan kepada sektor-sektor prioritas yakni Pertanian, Real Estate, Perumahan Rakyat, Konstruksi, Perdagangan dan Manufaktur, Transportasi, Pergudangan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta UMKM, Ultra Mikro, dan Hijau.
"Ke depan, kebijakan KLM akan terus diperkuat untuk mendorong pertumbuhan kredit/pembiayaan perbankan melalui optimalisasi insentif pada sektor yang berkontribusi tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja serta selaras dengan program-program Asta Cita Pemerintah," tuturnya saat konferensi pers hasil RDG Rabu (20/8/2025).
Sebelumnya, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19-20 Agustus 2025 memutuskan untuk menurunkan BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 5,00 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 4,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 5,75 persen.
Keputusan ini konsisten dengan tetap rendahnya prakiraan inflasi tahun 2025 dan 2026 dalam sasaran 2,5±1 persen, terjaganya stabilitas nilai tukar Rupiah, dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai dengan kapasitas perekonomian.
Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi sejalan dengan rendahnya prakiraan inflasi dengan tetap mempertahankan stabilitas nilai tukar Rupiah.
(kunthi fahmar sandy)