NFA memang memberikan peringatan bahaya menyusul serapan beras Perum Bulog yang tidak sesuai dengan target. Adapun serapan beras Bulog saat ini mencapai 594.856 ton atau paling rendah.
Arief mencatat bila Bulog tidak mampu menyerap beras sebesar 1,2 juta ton hingga akhir 2022, maka stok beras nasional turun menjadi 342.000 ton dari stok saat ini yakni 594.856 ton.
"Apa yang terjadi apabila Bulog tidak bisa meng-top up sampai 1,2 juta ton? Ini akan demikian Balak Ibu, bisa jadi, kalau kondisi seperti hari ini, stok kita akan turun terus sampai dengan 342.000 ton," ucapnya.
Bila stok beras nasional terus menurun, lanjut Arief, akan sangat membahayakan. Lantaran, Bulog tidak bisa mengintervensi pada saat kondisi tertentu atau saat harga beras mengalami kenaikan tinggi di pasar.
Selain itu, akan menjadi masalah besar bila terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) di masyarakat dan mengharuskan Bulog mendistribusikan beras ke masyarakat, namun stok justru tidak terpenuhi.