Direktur Pelaporan dan Statistik (Laptik) BKKBN, Lina Widyastuti, menjelaskan pemutakhiran data ini dilakukan juga untuk menganalisis kebutuhan keluarga di Indonesia seperti KB (Keluarga Berencana), pembangunan keluarga, hingga kelayakan rumah tinggal.
"PK24 adalah pemutakhiran yang ketiga dari pendataan keluarga yang secara sensus 2021. Di 2021 ada 68 juta keluarga by name by addres, artinya pemerintah bisa melihat kondisi keluarga dari berbagai aspek, terkait KB, pembangunan keluarga, dengan kondisi perumahannya, apakah keluarga Indonesia tinggal di rumah yang layak atau tidak," jelas Lina.
Lebih jauh, Lina juga menyebut PK24 menjadi modal penekanan stunting hingga kemiskinan ekstrem di Indonesia.
"Prioritas keluarga mana yang akan dilakukan intervensi terkait misalnya kemiskinan ekstrem, kemudian kecepatan penurunan stunting," ucap dia.
Sementara menurut Deputi Advokasi Penggerak Informasi BKKBN, Sukaryo Teguh Santos data milik BKKBN ini dinanti oleh seluruh kementerian. Nantinya data tersebut akan diadopsi kementerian.