Selain itu, kata dia, impor beras yang masif tersebut diharapkan juga bisa membentuk harga beras di pasar agar tidak mengalami kenaikan yang cukup signifikan yang disebabkan karena belum masuk musim panen. Sehingga ketersediaan beras di pasar terjaga, dan harganya bisa stabil.
"Kan bantuan Pak Presiden itu. Januari, Februari, Maret. Belum tambah SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan). Ada bantuan pangan lagi Pak Presiden sampai Juni itu plus operasi pasar 3 bulan," sambung Buwas.
Buwas menambahkan, saat ini kemungkinan musim panen beras di Indonesia bakal mundur dari siklus panen biasanya. Hal itu dikarenakan para petani mengalami keterlambatan pada waktu musim tanam, sehingga dikhawatirkan produksi beras dalam negeri akan terkoreksi.
"Tadi kan Pak Menteri (Amran) bilang, kemungkinan kan mulai ada produksi walaupun mundur. Januar, Februari, Maret diprediksinya belum bisa karena baru tanam, mungkin Januari ya. Kalau kita bilang 3 bulan, April baru ada panen. Tapi kan belum terlalu banyak," kata Buwas.
"Tapi kalau itu ternyata produksinya besar (April), ya kita utamakan dalam negeri dong, harus. Itulah keberpihakan kita pada petani kita, jangan kita senang impor walaupun impor harganya lebih murah," pungkasnya.
(YNA)