“Kita tampung melalui proses dryer, kemudian kita simpan di silo yang selama ini kita simpan di gudang biasa sehingga mudah rusak dan perawatannya mahal. Dengan pembangunan MRMP ini, gabah kita gunakan ketika diperlukan dan kita memiliki mesin yang berkualitas dan modern,” jelasnya.
Dengan mesin modern tersebut, maka beras yang dihasilkan adalah beras premium. Kedepannya Bulog tidak lagi menjual beras medium. Lantaran biaya produksi beras premium dan medium itu sama, sehingga Bulog memilih memproduksi beras Premium.
“Karena melalui prosedur dryer, disimpan di selo dan gabahnya digiling ketika dibutuhkan sehingga berasnya berkualitas baik. Sehingga tidak ada lagi beras lama, berkutu dan lainnya. Kita ingin menyajikan kepada masyarakat Indonesia bahwa kita bisa swasembada pangan khususnya beras,” pungkasnya.
Budi Waseso menambahkan, selama ini kita simpan di gudang biasa sehingga mudah rusak dan perawatannya mahal.
Kedepannya diharapkan Bulog bisa menyerap bahan baku gabah atau padi dari 13 wilayah produksi tersebut.