sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Cerita Bahlil Muluskan Proyek Pertamina, Satu Desa Kaya Mendadak

Economics editor Ferdi Rantung
24/03/2021 22:25 WIB
Masih ingat cerita satu desa di Tuban kaya mendadak dan ramai-ramai beli mobil dan pergi umrah?
Cerita Bahlil Muluskan Proyek Pertamina, Satu Desa Kaya Mendadak (FOTO: MNC Media)
Cerita Bahlil Muluskan Proyek Pertamina, Satu Desa Kaya Mendadak (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Masih ingat cerita satu desa di Tuban kaya mendadak dan ramai-ramai beli mobil dan pergi umrah. Hal tersebut terjadi karena proyek PT Pertamina dengan perusahaan asal Rusia, Rosneft berhasil dieksekusi dari yang sebelumnya makrak selama empat tahun.

Hal tersebut seperti diungkapkan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia ketika menjadi pembicara HIPMI Fest di Surabaya, Rabu (24/3/2021).

Dalam kesempatan tersebut, Bahlil menyampaikan bahwa salah satu tugasnya sebagai kepala BKPM adalah mengeksekusi investasi mangkrak. Salah satunya investasi joint venture antara Pertamina dan Rosneft asal Rusia senilai Rp211,9 triliun di Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Investasinya sempat mangkrak selama empat tahun karena pembebasan lahan seluas 800 hektar yang tidak terselesaikan.


“Terpaksa saya datangi dengan cara HIPMI. Saya datangi Tuban, pakai sarung, minum kopi, tidak pakai protokol. Kita selesaikan. Makanya ada desa miliuner itu. Itu akibat dari bayar tanah. Bukan ganti rugi tapi ganti untung. Itu transparan dan kita awasi. Dan menyelesaikan urusan tanah di Indonesia, kampusnya di HIPMI,” ungkap Bahlil yang disambut tepuk tangan peserta Musda.


Bahlil meyakini bahwa mendatangkan industri besar menjadi salah satu cara memajukan Jawa Timur. Dengan masuknya investasi besar seperti Pertamina-Rosneft akan  menciptakan lapangan kerja dan memberikan multiplier effect kepada daerah di sekitarnya.

Bahlil mengungkapkan dalam kondisi pandemi COVID-19 saat ini, realisasi investasi di provinsi Jawa Timur sepanjang tahun 2020 lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, yaitu mencapai Rp78,4 triliun. 


“Artinya sekalipun terjadi pandemi COVID, tapi realisasi investasi Jawa Timur itu lebih tinggi ketimbang tidak pandemi. Ini kondisinya,” ujar Bahlil yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI periode 2015-2019 tersebut.


Bahlil menambahkan bahwa realisasi investasi terbesar di provinsi Jawa Timur selama periode 2016-2020 disumbang oleh Kabupaten Gresik (Rp70,4 triliun), Kota Surabaya (Rp64,0 triliun), Kabupaten Pasuruan (Rp48 triliun), dan Kabupaten Sidoarjo (Rp30,4 triliun).


“Secara kebetulan, Bupatinya ini kader HIPMI, baik Bupati Gresik maupun Bupati Sidoarjo. Walikotanya juga adalah anak muda. Saya punya keyakinan ke depan, Jawa Timur itu akan betul-betul ditopang oleh 3 (tiga) daerah ini,” ucap Bahlil.

Dalam periode 5 tahun terakhir (2016-2020), total realisasi investasi di Provinsi Jawa Timur mencapai Rp328 triliun. Adapun negara asal investasi didominasi oleh Singapura (USD2,57 miliar), disusul Jepang (USD1,65 miliar), Korea Selatan (USD0,69 miliar), Belanda (USD0,56 miliar), dan Hongkong, RRT (USD0,448 miliar). (RAMA)

Advertisement
Advertisement