"Risiko istimewa meningkat, mengingat ekspektasi yang memburuk serta kekhawatiran tentang arus keluar modal," kata Tommy Xie, Kepala Penelitian China di Oversea-Chinese Banking Corp, dikutip dari Bloomberg pada Selasa (25/10/2022).
Bank Sentral China justru melakukan pelonggaran pada kebijakan mata uangnya, daripada melakukan intervensi seperti yang dilakukan oleh Bank of Japan untuk menyelamatkan mata uang Yen.
Penurunan Yuan dan Yen memperburuk tekanan pada mata uang Asia yang sudah terbebani oleh melebarnya kesenjangan suku bunga dengan AS.
China mengambil tindakan untuk memperlambat depresiasi Yuan meskipun efeknya tidak banyak. Bank Sentral kemudian mengubah kebijakan untuk memudahkan perusahaan mencari pendanaan di luar negeri, sehingga dapat memperbanyak arus modal.