Pemimpin Malaysia ini bulan lalu menjanjikan setidaknya 25 miliar ringgit (USD5,3 miliar) untuk mendukung industri semikonduktornya karena persaingan AS dan China mengguncang rantai pasokan global.
"Kami menolak untuk didefinisikan oleh bagaimana negara-negara besar melihat dunia. Jadi kami akan terus berjuang untuk kepentingan nasional dan strategis kami, yang didefinisikan dengan cara kami sendiri," kata Anwar dalam sebuah unggahan di Facebook pada 7 Juni.
"Malaysia mempertahankan hubungan yang kuat dan bermanfaat dengan China dan Amerika Serikat."
Dalam beberapa minggu terakhir, Malaysia telah mengumumkan sejumlah janji investasi terkait teknologi dari Amerika Serikat dan China, termasuk dari ByteDance, Google, dan Microsoft.
Hal ini dilakukan di tengah perselisihan politik dengan kedua negara--dengan China, terkait klaimnya yang luas di Laut China Selatan dan dengan AS terkait sikapnya terhadap konflik Israel-Hamas.