Bagaimana pun juga pernyataan itu menunjukkan pemangkasan lain angka pertumbuhan China dan prospek pertumbuhan global ketika IMF biasanya mengeluarkan perkiraan yang telah diperbarui dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.
Ekonomi AS “Paling Tangguh”
Georgieva mengatakan ekonomi Amerika Serikat berdiri terpisah dan dapat menghindari kontraksi langsung yang kemungkinan akan menimpa sepertiga perekonomian dunia.
“Amerika Serikat paling tangguh,” ujarnya dan “mungkin menghindari resesi. Kami melihat pasar tenaga kerja masih tetap kuat.”
Tetapi fakta itu sendiri menghadirkan risiko karena dapat menghambat kemajuan yang perlu dibuat Bank Sentral agar tingkat inflasi AS dapat kembali ke level yang ditargetkan, dari level tertinggi dalam 40 tahun terakhir. Inflasi menunjukkan tanda-tanda telah melewati puncaknya saat berakhirnya tahun 2022, tetapi dengan ukuran yang disukai Bank Sentral maka inflasi tetap hampir tiga kali lipat dari target 2 persen.
“Ini adalah berkah campuran karena jika pasar tenaga kerja sangat kuat, Bank Sentral mungkin harus mempertahankan suku bunga lebih lama untuk menurunkan inflasi,” ujar Georgieva.
Tahun lalu, dalam pengetatan kebijakan paling agresif sejak awal tahun 1980an, Bank Sentral menaikkan suku bunga acuannya dari mendekati nol pada bulan Maret, ke kisaran saat ini yaitu 4,25 persen hingga 4,5 persen; dan pejabat Bank Sentral pada bulan lalu memproyeksikan suku bunga akan menembus 5 persen pada tahun 2023, sebuah level yang belum pernah terlihat sejak tahun 2007.
Pasar tenaga kerja AS merupakan fokus utama Bank Sentral yang ingin melihat permintaan tenaga kerja berkurang sehingga dapat membantu mengurangi tekanan harga.
Minggu pertama tahun baru membawa serangkaian data utama di bidang ketenagakerjaan, termasuk laporan bulanan yang diperkirakan akan menunjukkan keberhasilan Amerika Serikat membuka 200.000 lapangan pekerjaan lagi pada Desember lalu, sementara tingkat pengangguran tetap berada di kisaran 3,7 persen atau mendekati yang terendah sejak tahun 1960-an.
(DKH)