Sembilan negara lainnya menerima kurang dari USD1 miliar.
“Dana talangan China tidak transparan dan tidak terkoordinasi," kata Brad Parks, salah satu penulis laporan, dan direktur AidData, sebuah laboratorium penelitian di William & Mary College di Amerika Serikat (AS).
Pinjaman bailout diberikan kepada negara-negara berpenghasilan menengah. Sementara itu, negara-negara berpenghasilan rendah ditawarkan masa tenggang dan perpanjangan jatuh tempo.
China sedang menegosiasikan restrukturisasi utang dengan negara-negara berkembang, termasuk Zambia, Ghana dan Sri Lanka. China mendesak Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) juga memberikan keringanan utang bagi ekonomi berkembang.
(WHY)