sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Dampak Larangan Mudik, Perputaran Uang Jabodetabek Diprediksi Capai Rp1,25 Triliun

Economics editor Oktiani Endarwati
08/05/2021 18:27 WIB
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Kadin DKI Jakarta mengatakan larangan mudik tahun ini berpotensi menggairahkan perekenomian di DKI Jakarta dan sekitarnya.
MPI
MPI

IDXChannel - Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Kadin DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengatakan larangan mudik tahun ini berpotensi menggairahkan perekenomian di DKI Jakarta dan sekitarnya. Ia pun memprediksi ada perputaran uang hingga Rp1,25 triliun 

Hal ini disebabkan karena kondisi ekonomi yang mulai membaik dengan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2021 walaupun masih terkontraksi -0,74%, namun sudah mengalami peningkatan dibanding dengan kuartal IV/2020 sebesar -2,19%.

Kemudian adanya peningkatan jumlah perusahaan yang memiliki kemampuan membayar THR serta cairnya THR untuk ASN,TNI-Polri dan pensiunan.

"Biasanya uang ini akan mengalir ke daerah tujuan mudik, namun karena larangan mudik yang sangat ketat maka uang tersebut berpotensi akan beredar di Jakarta dan sekitarnya," ujarnya, Sabtu (8/5/2021).

Menurut dia, warga Jakarta yang tidak pulang kampung akan ramai mengunjungi mal, hotel, restoran, café, pusat hiburan/wisata seperti Ancol, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Kebun Binatang Ragunan, Monas, Kota Tua, Kepulauan Seribu dan lainnya di kawasan Bodetabek.

"Di sana akan terjadi transaksi ekonomi yang signifikan yang akan mengairahkan perekonomian Jakarta dan sekitarnya," ungkap Sarman.

Dia menuturkan, setiap tahun biasanya sekitar tujuh jutaan atau setara 2,5 juta keluarga warga Jabodetabek mudik ke kampung halaman dan mengalirkan uang ke daerah mencapai Rp10 triliun. Namun tahun ini, keluarga di kampung hanya menerima kiriman uang lebaran karena larangan mudik. 

"Untuk mengisi liburan lebaran tahun ini warga Jabodetabek akan mengunjungi berbagai tempat santai bersama keluarga dan diperkirakan akan terjadi perputaran uang sebesar Rp1,25 triliun dengan asumsi per keluarga membelanjakan paling sedikit Rp500.000 rupiah selama liburan Idul Fitri 1442 H. Ini perkiraan perputaran uang paling rendah dan ada kemungkinan di atas itu," tuturnya.

Dengan adanya perputaran tersebut maka akan meningkatkan konsumsi rumah tangga dan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta dan nasional. 

Data Bank Indonesia menyebutkan peredaran uang dalam bentuk uang tunai selama masa Idul Fitri 1442 di seluruh Indonesia diperkirakan sebesar Rp152,14 triliun, meningkat sebesar 39,33% (yoy) dibandingkan tahun lalu sebesar Rp109,20 triliun. 

Menurut Sarman, jika perputaran uang ini terealiasi selama masa Idul fitri maka akan sangat efektif untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal II/2021 yang dipatok diangka 7%, naik signifikan dari kuartal I/2021 yang masih minus 0,74%. (IND) 

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement